ENDLESS story
profile

熊雪 孟ひ(と)
Haruhi(to) Kumayuki
Haruhi, Haru-chan
Generasi ke-21 dari silsilah resmi Keluarga Penyihir Pureblood Kumayuki,
yang merupakan urutan kedua keluarga penyihir tertua di Jepang.
Pureblood (tak ada seorangpun anggota keluarga yang muggleborn maupun
Tinggi badan 172cm dengan berat 56kg. Cukup tinggi untuk orang Asia, namun pendek untuk orang Eropa.
Berambut hitam agak berantakan seleher, bola mata berwarna hitam terang agak sedikit sipit, hidung agak mancung, dan bibir agak tipis.
Memiliki gingsul di gigi kiri yang akan terlihat jika tertawa.
Lahir di Kanada, tanggal 7 Mei tahun 1962,
tak pernah menginjakkan kakinya di Negeri Sakura tersebut hingga musim panas tahun 1978.
Tongkat sihir pertamanya dipatahkan orang ketika baru pertama kali menerima dan menggunakannya.
Willow wood 34 cm, inti ekor Chimaera dan nadi Naga Peruvian Tooth adalah tongkat sihirnya hingga saat ini.
Terdaftar di Hogwarts sebagai murid Asrama Slytherin, angkatan tahun 1974.
Ambisius, pendiam, datar dan ketus.
Bicara seperlunya dan tidak terlalu peduli dengan keadaan sekitarnya.
Agak tertutup pada orang-orang yang tak dikenalnya dekat.
Sorot matanya jika sedang seorang diri seolah kesepian,
namun tak pernah memperlihatkannya di depan orang-orang.
Tidak pernah berkata tulus selain kepada bibinya, Larine Kumayuki, dan kekasihnya, Mizuhime Winterfield.
Mudah cemburu dan terpancing emosinya.
Menganggap Ares Mendez de Locksley sebagai rival cinta terberatnya.
Visualisasi Haruhi Kumayuki : Tatsuya Fujiwara. Foto diambil dari International Fansite, RDTF.
Semua yang tercantum disini adalah fiktif dan hanya untuk kepentingan IH-RPG, tidak pernah ada eksistensinya di dunia nyata.
Kamis, 30 April 2009 (22.00)
Summer, July 1st 1981.
“Arigatou, kaasan—daddy,” ucap gadis itu yang sekarang genap usianya 19 tahun. Orangtuanya mengangguk kecil menanggapi ucapan gadis mereka yang kini beranjak dewasa. Beranjak dewasa dengan pemikiran yang bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Dan semoga kepolosannya menghilang. Beda dengan ulang tahun sebelumnya yang cukup meriah dengan sebuah kue ulang tahun yang langsung diberi oleh Mrs. Winterfield tiap tahun. Di tahun ini, Mizu berasumsi, kedua orangtuanya kini mengajar untuk bersikap dewasa. Mizu sih tidak keberatan tanpa kue ulang tahun di usianya yang ke sembilan belas ini.
“Kau pasti ada janji dengan Haruhi dan Yusuke di café pinggir jalan Shibuya, Mizu-chan?” Tanya Mrs. Winterfield dengan tersenyum lembut. God! Kaasan tahu darimana? batinnya dengan cukup terkejut apa yang diucapkan oleh ibu kandungnya itu. Ken-chan tertawa geli melihat mimik muka Mizu yang seketika berubah. Mizu hanya bisa tersenyum tipis dengan paksa. Jangan bilang kalau Kaasan bisa membaca pikiranku. Dan kenapa Kaasan merahasiakan dariku kalau bisa membaca pikiran orang, eh? “Yeah, Mizu. Ayah dan ibumu bisa membaca pikiranmu,” sahut Mr. Winterfield sambil mengelus pelan kepala Mizu. Gadis itu hanya mengerjapkan matanya berapa kali.
“Kenapa kalian tidak memberitahuku sejak dulu—dan—,” ucapannya terputus karena Mrs. Winterfield langsung menganyunkan tongkatnya ke arah tubuh Mizu yang sudah berpakaian rapi dengan sebuah gaun musim panas lama miliknya. Ahh—sebuah gaun musim panas berwarna putih selutut yang cantik dengan lengan seperempat telah menggantikan gaun musim panas yang lama di tubuh gadis itu. “Itu kadomu, nak. Dan anggap saja itu permintaan maaf karena Kaasan dan ayahmu tidak memberitahukan kita bisa membaca pikiran orang lain sejak dulu,” ucap Mrs. Winterfield dengan cepat. “Kau akan lebih cantik lagi dengan—,” ayunan tongkat lagi dari Mrs. Winterfield ke arah rambut. Rambut panjangnya yang tadi polos tanpa aksesoris rambut, kini sudah terpasang dengan rapi sebuah bando berenda yang warna senada dengan gaun musim panasnya.
“Satu lagi,” ayunan tongkat dari Mr. Winterfield ke arah kedua kaki Mizu yang beralaskan flat shoes berwarna hitam. Well, flat shoesnya kini sudah terganti dengan sebuah high heels tinggi lima sentimeter warna putih. “Kawaii. Ya kan, Hiro-niichan?” Ken-chan berseru melihat kakak kandungnya yang kini kelihatan lebih manis dengan memakai kado pemberian dari kedua orangtuanya. “Anoo—ini terlalu berlebihan dad, kaasan,” timpal Mizu dengan sungkan, ia melirik sekilas pada Hiro-chan yang mengangguk setuju pada ucapan Ken-chan tadi. “But—thanks,” lanjut Mizu dengan mengucapkan terima kasih pada kedua orang tuanya itu dengan tersenyum lebar. Like a Cinderella story, eh? Yeap—namun ini sangat berbeda—Mizu tidak untuk pergi ke pesta dansa, melainkan ke sebuah café yang menjajakan makan manis seperti Strawberry Shortcake, Cheesecake, Chocolate cake, semacam pastry.
“Aku harus segera pergi,” ucapnya setelah melihat jam tangannya. “Sendiri, neechan?” Tanya Hiro-chan tiba-tiba. Pemuda berusia 16 tahun itu memang pendiam,ia hanya bicara seperlunya. Sifatnya seperti Haruhi. “Tentu saja, Hiro-chan,” jawab Mizu. “Maksudku, tidak diantar oleh Tora-san?” Tanya Hiro-chan lagi. “ Nope. Aku akan ber-apparate menuju sana,” jawab Mizu dengan tersenyum pada adiknya itu dan Hiro-chan hanya diam mendengar jawaban kakaknya itu. “Hati-hati, neechan,” sahut Ken-chan. “Pasti—,” Oh oke. Gang kecil disebelah toko buku, batinnya. “—Jya!”
POFF!
Suara ‘pop’ pelan mengantar kepergian Mizu yang langsung ber-Apparate di depan keluarganya. Transportasi sihir seperti ini sudah ia sering pakai saat pertama kali ia mencobanya ke Hogsmeade tahun lalu di musim dingin. Suara ‘pop’ pelan kembali terdengar saat Mizu ber-dis-Apparate tepat di gang kecil yang bersebelahan dengan toko buku di pinggir jalan Shibuya. Mizu segera keluar dari gang kecil ini setelah mengecek kalau tidak ada yang melihatnya saat kemunculannya tadi. Sambil merapikan poninya yang berantakan karena efek dari ia ber-Apparate tadi—untung saja poninya yang berantakan bukan salah satu anggota tubuhnya yang tertinggal di rumahnya. Oh, jangan sampai seperti itu—Mizu pun berjalan di sepanjang pinggir jalan Shibuya yang sangat ramai di musim panas ini. Shibuya tidak akan pernah sepi di setiap musim hingga tengah malam pun masih cukup ramai.
Mizu segera memasuki café dimana ia akan bertemu kekasihnya, Haruhi dan sahabat terbaiknya, Yusuke disini. Seorang pelayan café ini segera menyambut Mizu dengan ramah dan menanyakan Mizu mau duduk dimana. Sebelum menjawab, kedua bola matanya mencari sosok dua pemuda itu. Mizu merasa kalau ia cukup telat karena acara kecil di rumahnya tadi. Sosoknya sudah ia temui, Haruhi ternyata yang datang duluan. Mizu pun menjawab pada pelayan café tersebut kalau ia akan duduk bersama pemuda itu. Pelayan café itu hanya menanggapi dengan tersenyum kecil—Mizu lalu segera mendekati Haruhi dan menyapanya.
“Haruhi—gomen. Aku telat,” ucapnya pelan dengan nada bersalah. Mizu lalu membungkukkan tubuhnya. Kecupan pelan dan manis tepat di pipi kanan Haruhi. Mizu segera memalingkan wajahnya dan dengan cepat ia duduk di hadapan kekasihnya itu. Ia hanya tersenyum manis di depan Haruhi.
Label: 1981, Birthday, Mizuhime, Places, Summer Holiday
Is it over yet?...thinks this is not the end.
Rabu, 29 April 2009 (18.59)
[Nama -- Panggilan]: Haruhi Kumayuki (孟ひ)-- Haruhi, Haru-chan (hanya untuk ibunya)
[Status Darah]: Pureblood dengan golongan darah O.
[Tempat dan Tanggal Lahir]: Kanada, 7 Mei 1962.
[Suku Bangsa Karakter]: Jepang murni.
[Asrama]: Slytherin
[Tahun Masuk Hogwarts]: 1974
[Peliharaan]: Kucing Anggora bernama Putih.
[Tongkat sihir]: Kayu Willow 34 sentimeter dengan inti Ekor Chimaera dan Nadi Naga Peruvian Tooth.
[Sapu terbang]: None.
[Posisi di Tim Quidditch]: Tak ada dan tidak berminat.
Latar Belakang Keluarga
[Nama Ayah]: Shogun Kumayuki, Pureblood.
[Nama Ibu]: 'Haruhi' Kumayuki (春ひ), Pureblood.
[Nama Saudara]: Tidak punya saudara kandung.
- Hiroki Kumayuki, R.I.P. (Pureblood, Kakek dan kepala keluarga Kumayuki selama 3 generasi)
- Akane Kumayuki/Akamiko, R.I.P. (Pureblood, Nenek, Istri pertama Hiroki)
- Yukiko Kumayuki/Yamada/Takahashi, R.I.P. (Pureblood, Istri kedua Hiroki)
- Nobu Kumayuki, R.I.P. (Pureblood, putra kandung Hiroki dari Akane dan ayah 'Haruhi')
- Ryotaro Kumayuki/Yamada/Takahashi, R.I.P. (Pureblood, putra tiri Hiroki dari Yukiko, ayah dari Shogun)
- Kenzo Kumayuki, R.I.P. (Pureblood, putra kandung Hiroki dan Yukiko, ayah dari Larine)
- Helina Kumayuki, R.I.P. (Pureblood, adik kandung 'Haruhi')
- Osamu Kumayuki (Pureblood, putra dari Kenzo dan kakak dari Larine)
- Daiki Kumayuki (Pureblood, putra angkat Osamu)
- Larine Kumayuki (Pureblood, putri dari Kenzo dan bibi angkat dari Haruhi)
[Latar Belakang Keluarga]:
(sedang disusun saking panjangnya -.-a)
Data Personal
[Personaliti Karakter]: Ambisius, pendiam, datar dan ketus. Bicara seperlunya dan tidak terlalu peduli dengan keadaan sekitarnya. Sorot matanya jika sedang sendirian sering menunjukkan rasa kesepian, kepada orang lain ia tidak pernah menunjukkan sorot mata ini. Tidak pernah berkata tulus selain kepada bibinya, Larine, dan Mizuhime. Haruhi mencintai gadis itu sama seperti bibinya, dan bertekad tidak akan melibatkan gadis itu dalam masalah keluarganya yang cukup rumit. Mudah cemburu pada Mizuhime yang ia panggil dengan nama kesayangan Hime dan tidak mau ada orang lain yang memanggilnya begitu selain dirinya. Agak tertutup pada orang yang tidak ia kenal dekat.
[Bakat dan Kekurangan]:
Berbakat menggambar komik dan sebenarnya bercita-cita jadi komikus. Dalam pelajaran sihir, lumayan berbakat dalam PTIH dan ramuan serta mantra. Tidak terlalu menyukai Arithmancy. Kelemahannya ada pada sorot mata Larine dan Mizuhime karena dua orang itu membuatnya tidak bisa berkutik sama sekali.
Sabtu, 25 April 2009 (21.19)
Gerbang Masuk Kediaman Kumayuki, Pagar Utama
09:15 AM, Heavy Raining Outside
(Osamu Kumayuki Side)
Jadi ini si pewaris cilik kita?
Tsk.
Osamu mendengus pelan ketika pemuda di hadapannya itu balik bertanya. Memangnya siapa lagi yang dicarinya, eh? Pria di usia pertengahan tigapuluhya itu sama sekali tidak punya tujuan lain selain bertemu dengan si tuan cilik—siapa namanya tadi? Haruhi? HA! Izinkan Osamu terbahak sekeras mungkin karena sama sekali tidak menyangka akan ada lagi Haruhi lain disini. Well, nama yang terdengar serupa dengan sepupu tirinya—ah, ya, ibu dari si cilik di hadapannya ini. Wanita yang selalu dilindungi oleh adik kandung Osamu, Larine, hingga berani mempertaruhkan nyawanya sendiri.
Sayang sekali—'Haruhi' harus mati di tangan keluarga Osamu.
Ya. Di tangan dingin sisi lain Kumayuki.
Kau tidak tahu? Keluarga Osamu-lah yang menghabisi kedua orang tua Haruhi. Termasuk semua anggota keluarganya. Bahkan Osamu tidak segan menghabisi kakeknya sendiri.
Dan sekarang kau bertanya mengenai kematian Shogun di Azkaban? Oh, berikan tepuk tangan yang meriah pada Osamu Kumayuki, si pembunuh berdarah dingin di strata teratas aliansi-rahasia pemuja kekayaan ini—karena berhasil menyusup dan menghindar dari para Dementor sialan, walaupun sempat gagal di awal percobaan. Menghabisi Shogun cukup mudah sebenarnya : rapalkan Avada Kedavra, and DONE! Tidak akan ada tanda kematian sedikitpun yang tertinggal. Paling-paling dicurigai terkena serangan jantung layaknya penyakit muggle, walau tak sedikit orang pintar menyangka bahwa kematian tersebut adalah hasil dari Kutukan-Tak-Termaafkan. Perfect, isn't it?
"Seperti yang kau dengar dari pengacaramu yang keras kepala ini, tuan-muda—," nada yang keluar darinya terdengar sinis—luar biasa sinis dengan penekanan di kata 'tuan-muda', "—aku memang mencarimu. Dan ya—sebagai sebuah permulaan, kurasa aku harus memperkenalkan diri terlebih dahulu. Walau pada dasarnya aku tak suka berbasa-basi," ujung bibir kirinya tertarik ke atas, terlihat begitu menakutkan dan sinis. Matanya memancarkan tatapan luar biasa tajam—seakan bisa langsung membunuh apa yang mengganggunya tanpa pandang bulu. "Osamu Kumayuki—," pria muda itu menyilangkan tongkat sihir dalam genggamannya ke dada kiri seraya membungkuk kecil, lalu bangkit lagi seraya melirik ke arah Matsuzaka. Lihatlah bagaimana ekspresi pria setengah baya itu sekarang ketika mendengar nama marganya!
"—yeah, Matsuzaka. Your young-master is not the only-one Kumayuki on Earth," kekeh Osamu.
Matsuzaka hanya bisa terpaku di tempatnya, sekarang memegangi kepalanya. Bisa dipastikan bahwa dirinya seolah dihantam batu besar ketika mendengar perkenalan diri Osamu, yang ternyata adalah salah seorang Kumayuki lainnya—dan tidak pernah ada dalam catatan silsilah keluarga Kumayuki yang dipelajarinya selama ini. Bertahun-tahun di bawah naungan keluarga besar itu dan tidak mengetahui sisi lain Kumayuki adalah kegagalan terbesar Matsuzaka sebagai seorang pengacara kepercayaan. Mengapa data-data yang berkaitan dengan hal ini tidak pernah ditemukan dirinya sebelumnya? Seolah ditelan bumi begitu saja. Mungkin inilah salah satu dari sekian banyak pembuktian kekuasaan Kumayuki—bahwa mereka punya pengaruh tersendiri di kalangan 'orang penting' Jepang sehingga bisa menghilangkan bukti-bukti mengenai silsilah gelap ini.
Senyum yang ada di wajah Osamu sekarang tak lagi bisa diungkapkan dengan kata-kata. Seakan menunjukkan sebuah senyum kemenangan, walau sudah jelas belum sah dan secara mutlak milik dirinya sepenuhnya.
"Well-well-well, look what we've got here—," Osamu mengerling ke arah gadis ber-yukata hijau yang kini sudah berada di sisi kiri Haruhi. Sementara itu si Matsuzaka tengah menarik paksa mundur putrinya tanpa bicara apapun, yang masih berada di depan Osamu dengan kedua tangan terbuka—masih bersikeras ingin menghalanginya mendekati Haruhi serta si gadis Yukata. Osamu kembali terkekeh, memberikan tatapan meremehkan pada gadis di depannya itu, "Tidak mau mingir, eh?" senyumnya sakartis dengan tangan mengayunkan tongkat ke arah si gadis, dan—
—BRAKKK!!
"KAORU!!!"
Tubuh gadis malang itu terhempas dan menabrak pintu gerbang kayu rumah keluarga Kumayuki, menghancurkan benda itu hingga berkeping-keping. Kaoru sendiri terlempar begitu saja ke arah pekarangan halaman, terkapar tak berdaya dengan puing-puing kayu ikut berada di sisinya. Tidak jelas apakah dirinya terluka atau tidak, namun melihat hal itu sudah cukup membuat Matzusaka shock berat sehingga secara tidak sadar memanggil nama putrinya ketika peristiwa itu terjadi. Begitu cepat! Dan kakinya tiba-tiba gemetar cukup kuat, bukti bahwa dirinya lemas seketika melihat keadaan putrinya saat ini.
"Peringatan pertama dariku, Matsuzaka," Osamu melirik pria tua berjarak tak jauh darinya itu dari sudut matanya dan berkata dengan nada mengancam, "jangan IKUT CAMPUR urusanku dan si tuan-mudamu ini atau kau akan menerima perlakuan yang sama. Ini juga berlaku untuk gadis di sebelahmu," senyum Osamu dengan mimik tak terjelaskan—entah apa yang ada di pikirannya saat ini. Tongkatnya lagi-lagi teracung, sebuah lengkunan bibir sarkatis tercipta kembali di wajah tampannya.
Dan dalam sekali ayunan cepat, si gadis ber-yukata hijau tak ada lagi di sisi Haruhi.
Terhempas ke tempat yang sama dimana Kaoru berada.
"Aku mencarimu, dan itu berarti—aku punya urusan denganmu. Hanya denganmu."
Label: 1980, Haruhi, Kumayuki Residence, Osamu, Places, Summer Holiday
(21.18)
Tidak membalas senyuman yang Mizu berikan pada seorang laki-laki dewasa bertudung hitam. Itu menandakan kalau pria disebelahnya adalah seorang pria yang tidak ramah. Mizu mengerucutkan bibirnya—cukup kesal karena senyumannya tidak dibalas. Kedua bola matanya kembali beralih pada pagar kayu besar di hadapannya menunggu siapapun yang membuka pagar kayu yang kokoh ini. Hujan semakin deras—gadis itu melirik ke sampingnya, melihat pria bertudung itu mengayunkan tongkat sihir yang memutari tubuhnya. Hanya beberapa detik saja, semua atribut pakaiannya mengering. Sudah hal biasa dilihat oleh gadis lulusan Hogwarts itu—tapi, Ya Tuhan, Mizu lupa kalau ia sudah cukup umur untuk bisa menggunakan sihir di dunia Muggle. Ck! Payah!gerutu gadis itu di dalam hatinya. Ia pun mengeluarkan tongkat sihirnya dari dalam tas tangannya, akan tetapi sebelum tongkat itu ia ayunkan ke seluruh tubuhnya, ia mendengar suara-suara pintu akan segera dibuka di depannya. Mizu menghentikan, sudah kepalang basah.
Pagar kayu besar nan kokoh itu sudah terbuka. Hanya memperlihatkan seorang pria dewasa yang segera berbicara ketus pada pria bertudung disamping Mizu.
"Pergilah. Haruhi-sama sama sekali tidak memiliki urusan denganmu—"
"Oh, jelas dia punya urusan denganku, Matsuzaka-san."
Tongkat sihir milik pria bertudung hitam itu teracung jelas pada pria yang bernama Matsuzaka itu. Mizu memundurkan langkahnya, tongkat Oak-nya ia sembunyikan dibalik Yukata belakangnya. Tidak mau ambil gegabah sebenarnya apalagi ikut campur dengan urusan kedua pria itu. Tapi—dari ucapan mereka, kalau pria bertudung ingin sekali bertemu dengan Haruhi. Siapa dia? Setahu Mizu, keluarga Haruhi tinggalah seorang. Bibi Larine Kumayuki—yeah, hanya wanita itu saja yang Mizu ketahui. Kalau pria bertudung itu bukan keluarganya, lalu apa hubungannya?
"panggilkan tuan-mudamu itu. Aku hanya ingin memberikan sambutan kecil,"
"JAUHKAN TANGANMU DARI AYAHKU!"
Suara anak perempuan berteriak cukup keras di tengah hujan yang masih deras. Ayah? Mizu mengernyitkan keningnya ketika melihat seorang gadis manis yang sudah berdiri di samping Mr. Matsuzaka. Si-siapa dia? Sebuah pertanyaan terlontarkan di dalam hatinya. Saudara perempuan Haruhi? Dan Matsuzaka itu paman Haruhi? Gadis yang berteriak itu tidak mau kalah—ia pun mengacungkan tongkat sihir miliknya ke arah pria bertudung besar itu. Cukup rumit tanpa mengetahui duduk permasalahannya. Mizu disini bukan siapa-siapa mereka, tapi Mizu kesini memang tidak sengaja memberitahu kekasihnya untuk berkunjung kerumahnya. Bilang saja kalau ini sebuah kejutan, Mizu bisa pergi sendiri, mencari alamat rumahnya dengan sendiri tanpa bantuan Tora-san, yang sering mengantar Mizu pergi setiap kali. Dan hanya bermodal alamat dan keberanian karena rumah Haruhi cukup jauh dari Akihabara.
Well. Kunjungan kali ini sepertinya tidak sempurna—melainkan sebuah kekecawaan bagi Mizu karena, oke, pria bertudung itu. Gadis itu kemudian hanya berdiam diri—tidak tahu apa yang dilakukan. Membuat mereka untuk tidak bertengkar dengan dua tongkat teracung di hadapan mereka masing-masing, eh? Itu hanya cari mati. Dan mencari masalah pada pria bertudung yang tidak ramah itu. Niat untuk kembali ke rumah sepertinya ide yang bagus—lagipula Haruhi, kekasihnya saja tidak terlihat sejak tadi. Mizu pun menganyunkan tongkat sihirnya ke seluruh tubuhnya, memantrai dirinya untuk tidak kehujanan selama ia berjalan pulang ke rumahnya.
"Akhirnya kau muncul juga—tuan cilik."
Mizu mengalihkan pandangannya setelah memasukkan tongkat sihirnya kembali ke dalam tas tangannya dan akan bersiap untuk meninggalkan kediaman kekasihnya ini saat suara parau pria bertudung itu mengucapkan tuan cilik. Kekecewaan Mizu berkurang karena telah melihat kekasihnya tepat disebelah gadis muda itu. Mizu tersenyum lebar pada Haruhi. Senang karena yang ia cari akhirnya muncul. Pemuda itu menatap Mizu sambil berbicara pelan pada gadis disampingnya untuk membawa Mizu masuk ke dalam rumahnya. Mizu segera menggelengkan kepalanya dengan cepat, ia menolak ajakan gadis muda itu untuk masuk ke dalam rumah saat kekasihnya masih di luar rumah. Gadis itu segera beranjak di samping Haruhi. Memeluk tangan kiri kekasihnya itu dan menatap lurus dihadapannya.
“Siapa pria bertudung itu, Haruhi? Masih keluargamu juga?”
Berbisik. Hanya Haruhi seoranglah yang bisa mendengar bisikan dari Mizu yang bertanya di tengah hujan yang masih turun cukup deras.
Label: 1980, Kumayuki Residence, Mizuhime, Places, Summer Holiday
the song

Artist: Hideaki Tokunaga
Album Name: Vocalist 3
Release Type: Album
Release Date: 2007.08.15
Genre: J-Pop, Vocal
Tracklist:
01 KOI NI OCHITE "FALL IN LOVE"
02 PRIDE
03 MOMOIRO TOIKI
04 WAKARE UTA
05 YASASHII KISS WO SHITE
06 TIME GOES BY
07 TASOGARE MY LOVE
08 GENKI WO DASHITE
09 ENDLESS STORY
10 MACHIBUSE
11 TSUKI NO SHIZUKU
12 MAYOI MICHI
13 CAN YOU CELEBRATE?
*Info taken from here.
the face
藤原竜也
(ふじわら たつや)
Fujiwara Tatsuya
Actor
Born in Chichibu, Saitama, Japan, 1982-May-15
178cm/55kg
Taurus
Blood type A
He is famous for acting the part of Shuya Nanahara in the controversial 2000 film Battle Royale,
and continues the character as a leader of the Wild Seven in the sequel, Battle Royale II: Requiem.
He stars as Light Yagami, the leading role in Death Note and Death Note: The Last Name,
films based on the manga of the same name.
He is a Seibu Lions fan.
He has also worked with director Takashi Miike for Sabu.
In theatrical works, he is known for collaborating with Yukio Ninagawa,
one of the most influential directors in Japan. He started his career in theatre, before screen debut,
with the title role of Shintoku-maru, the boy who has an obsessive relationship with his step mother.
He has also acted in Shakespeare plays, including Hamlet and Romeo and Juliet.
credits
designer: & - nameless
part of the basecodes : DancingSheep
inspiration : /!nsomnia®
blog hosting : Blogger
not on plot
PUPPETMASTER
Yusuke Sawada
Karasuma Rei
Nathan Kehl Harvarth
Sienna Imanuela Duske
Marion Elianthe Janette
Yuka Ueda
Satoshi Takayama
Arya Singh
ongoing plot
Mizuhime Winterfield
plot archives
+ Asakusa, Tokyo - Japan — Pt. 1.2 (Mizu)
+ Amos Diggory and Evania Goldwin's Wedding - Devon ...
+ Asakusa, Tokyo - Japan — Pt.1.1 (Haruhi)
+ X-mas Night — Pt. 1 (Mizu-Ken)
+ X-mas Night — Pt. 1 (Haruhi)
+ Tanjoubi no Kiseki — Pt. 1.1 (Mizu)
+ Biodata Karakter
+ Strangers — Pt. 1.3 (Osamu-Haruhi)
+ Strangers — Pt. 1.2 (Mizu)
+ Strangers — Pt. 1.2 (Osamu)
Posting Komentar